Kau sebut sebenarnya semua sama.
sama seperti dulu sebelum kita sadar bahwa kau dan aku bertingkah seperti orang yang tidak pernah kenal dan bercinta.
Terus terang aku muak dengan bentengmu.
Kau terlalu hati-hati.
Padahal aku tau dengan pasti luapan rasamu terlalu besar dari bentengmu sendiri, kau berupa dua.
Cobalah belajar jujur dengan hatimu sayang..
Kau berkata ini itu demi sesuatu yang tidak bisa aku pahami.
Bukannya kita sama?
Sama-sama ambisius..
jadi aku memutuskan untuk pergi
dan entah kenapa kau juga melepasku dengan sangat ikhlas..
Dalam palung resah paling dalam, aku diam.
Dan semua orang menganggapku gila karena diamku.
Iya, aku gila...
Kubiarkan kalian menari-nari menyakitiku sampai puas.
Melemparku ke langit, mencampakkanku ke ujung dunia, lalu menghempaskanku lagi ke bumi.
Terserah saja...
Aku akan tetap diam, tanpa tangis kesakitan...
Aku mati rasa...
Saat kau pergi meninggalkan sedih bahagia dan semua yang telah kita ciptakan.
Saat kau tak lagi berdiri disampingku. Jujur, tak ada lagi perasaan yang bisa kurasa..
Aku sadar, seluruh pertanyaan yang tiba-tiba muncul di otakku menemukan muaranya sendiri..
Semuanya kembali padamu.
Tanpa kekuatanmu,aku hanya selembar kertas usang yang rapuh, yang bisa hancur hanya dengan sekali remas.
Aku merasa ini, dalam kondisi di titik ini, semua yang kuraih dan kudapat, pujian, harapan, dan kedudukanku, adalah butir dari kerja kerasmu yang tak pernah berhenti karena lelah menempa semangat dan memacu kakiku untuk terus berlari dan menjadi perempuan kuat yang mandiri.
Kau tau aku, paham benar, dengan sifat keakuanku yang ingin selalu menang.
Kau ikuti aku terbang, mencapai hal-hal tinggi yang selalu aku impikan.
Orang-orang memandang aku..
Padahal semua itu karenamu..
Saat bersamamu, semuanya sederhana dan indah..
Namun ketika semuanya lepas dari genggamanku..
Aku terpukul, terhantam keras..
Sendiri menyudut hening..
Aku bahkan tak berekspresi apa-apa..
Tak mau berkata apa-apa..
Hanya untuk sebuah pembuktian.
Ketika kekuatan yang selalu setia bersamaku selama bertahun-tahun hilang, apa aku masih tetap sama?
Tetap bisa terbang dan berlari kencang
mengejar setiap detik untuk hidupku, tanpamu...
Dan kenapa, disaat aku berhasil kuat, tidak mengeluh bahkan meneteskan airmata...
Aku dianggap gila?
Padahal aku hanya mencoba untuk berjuang sendiri.
Menjadi perempuan kuat yang sebenarnya...
Berjuang dalam diam dan heningku sendiri...
Namun sayang, tak ada seorangpun yang bisa melihatnya...
Tidak perlu tahu apa kata orang lain. Yang penting apa katamu tentang dirimu sendiri.
ReplyDelete