Wednesday, January 26, 2011

C.A.N.D.U


Lenting mata sudah gelisah
Tubuh rebah pada pagi yang sudah terlanjur,
Gerimis…
Aku keluar, menginjak rumput basah
Dengan semua tumpukan elegi berbahasa sendu mengunung-gunung.
Rasa membuncah…
Aku ingin mati saja.
Sore ini kalau bisa…
Tapi jika kumati, kau dengan siapa?

**

Gerimis ini, aku tidak suka…
Jatuh sebagai pembuka, halus kecil tak terasa…
Aku lebih suka hujan lebat
Besar dan berarti…
Seperti caraku mencintaimu…

**

Lenting mata sudah sangat gelisah
Hitamnya bergerak kesana-kemari, mencarimu…
Kakiku sudah kedinginan, hampir beku…
Aku ingin tidur denganmu seperti biasa
Menikmati kaki hangatmu menimpa kakiku
Tanpa menyentuh tubuhku
Agar aku terjaga sepanjang malam tanpa diganggu

**

Dibawah gerimis yang kubenci ini
Aku berlari,
Dari kesepian yang berubah wajah dari damai menjadi momok…
Dari dingin yang selalu memenuhi ruang otak dengan belenggu
Aku benci dengan orang-orang munafik ini
Tempat ini kotor, semuanya.
Ucapan. Pujian. Gerakan. Semua munafik.
Hingga tak sudi kuhirup udaranya
Karena juga munafik.

**

Aku hanya ingin kamu…
Yang memberikanku keganjilan dari sejak aku lahir ke dunia
Lalu menggenapkannya saat pertemuan pertama kita.
Hanya kamu…
Yang selalu memahami maksudku sebelum kata kuucapkan.
Iya, memang hanya kamu…
Yang sudah mengenali setiap jengkal tubuhku
Aku tidak ingin berselingkuh dengan sentuhan lain
Kamu. Canduku.

**

Dimana kau Fu…?
Dimana kau menjejakkan kaki…?
Aku ingin ketempatmu itu.
Hanya untuk bilang satu,
Aku RINDU.