Sunday, September 6, 2009

3 menit untuk Pulau Komodo

Beberapa waktu yang lalu, panitia New Seven Wonders ( Tujuh Keajaiban Dunia Terbaru) telah merilis beberapa finalis yang akan di Vote oleh masyarakat dunia. Pulau Komodo yang terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur termasuk salah satu dari beberapa finalis terpilih. Ini merupakan suatu kebanggan bagi masyarakat Indonesia mengingat sistem penyeleksian yang sangat ketat untuk menjadi finalis.

Berkaca dari pengalaman tahun sebelumnya dimana Candi Borobudur tidak lagi keluar menjadi Tujuh Keajaiban Dunia karena jumlah Voters yang jauh dibawah finalis lain. Maka teman-teman, marilah kita sedikit meluangkan waktu memberikan suara kita untuk Pulau Komodo Indonesia. Masa Voting telah dibuka sampai tahun depan saat pemenang diputuskan sebagai Tujuh Keajaiban Dunia.
Cara melakukan Voting sangat mudah. Kunjungi situsnya di www.new7wonder.com dan ikuti petunjuknya. Waktu yang dihabiskan untuk melakukan Voting kurang lebih hanya sekitar 3 menit.

Teman-teman, sudah saatnya kita peduli terhadap kekayaan bangsa kita sendiri. Mengingat akhir-akhir ini kekayaan budaya dan pariwisata Indonesia selalu diklaim milik negara lain. Pulau Komodo salah satu kekayaan bangsa yang sangat berharga. Di pulau ini, kita dapat melihat hewan komodo yang merupakan spesies kadal terbesar di dunia dengan rata-rata panjang tubuh mencapai hingga 3,13 meter dan beratnya mencapai 165 kg. Pada tahun 1980, pemerintah menjadikan Pulau Komodo sebagai Taman Nasional Komodo dan tahun 1986 Taman Nasional ini diterima sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.

Pada kasus minimnya jumlah Voters untuk Candi Borobudur, banyak masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa Tujuh Keajaiban Dunia ditentukan oleh banyaknya jumlah Vote disitusnya. Promosi dalam rangka mengajak masyarakat memberikan Vote juga tidak dilakukan oleh pemerintah. Namun jika kita bisa bergerak sendiri melakukan promosi, saya optimis Pulau Komodo tahun depan akan keluar menjadi pemenang. Kirim dan sampaikan pesan ini kepada semua teman, agar Indonesia kembali masuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia. Terima Kasih. ( Sarah Khairani; Duta Wisata Sumut 2007)

Beda..

bermula pd 5 thn yg lalu,
aku memberanikan diri utk lebih memilih mencintai satu org yg berbeda. sampai sekarang,bahkan kami tidak pernah benar-benar berpisah. karena kami memang tidak pernah menyatu. kisah kami akan terus mengalir begitu saja, indah tanpa syarat...

Terkadang aku selalu berfikir, knapa hatiku, gravitasi bahasa tubuhku, pilihan hidupku, apapun yg kualami dgn cinta dan sosok yg lain, akhirnya balik-balik ke peluknya lagi...
“gimana, bisa jawab soal-soalnya?” tanyanya pada suatu siang lewat telpon.
“Duh..aku mau nangis nih. Kayaknya aku byk yg salah deh. Sampe lemes bgt badan ini mikirinnya. Aku takut gak lulus.” Jawabku sambil tidur menatap langit-langit kamar. “loh,kok ada yg aneh ya?”
“aneh knpa?” tanyanya lagi
“ini prtama kalinya kamu gak marah-marahin aku...”

Memoriku terputar tanpa dipaksa pada satu kejadian siang itu, yg akhirnya memunculkan perasaan aneh dihatiku, cinta.
Setelah itu, semua berjalan tdk sperti biasa. Dia memutuskan pergi jauh. Membawa hatiku dan hatinya. Kami menjalani hal yg brbeda sendiri, brjuang masing-masing, mngejar obsesi sendiri-sendiri, tertawa dan menangis sendiri, jatuh, hancur, dan bangkit sendiri-sendiri. Namun benang-benang halus kasat mata menarikku padanya lagi.
Malam itu, bbrapa tahun yg lalu, kami berdua, menikmati pesta kembang api piala dunia, mnciptakan satu lagi memori di otakku ttg dia. Dia msh sosok yg sama. Tak brbeda sedikitpun. Aku tak merasa kehilangan secuilpun darinya. Cara jalannya, bentuk bahunya, raut mukanya saat diam, sorot matanya saat bosan, perhatian penuhnya saat ngomong dgn orglain, cara tangannya memegang tas, wangi tubuhnya, tawa penuhnya saat senang, senyum simpulnya saat melihat kembang api, wajah ikhlasnya saat nemenin aku belanja, smuanya masih ada.

Malam itu, dia sempat mencoba menghancurkan dinding perbedaan diantara kami, kata-katanya saat itu masih kuingat jelas “setidaknya kita masih bisa nyoba dulu kan?”

Berat rasanya menjawab pertanyaan yg aku sendiri tak sanggup memutuskannya. Ingin sekali bisa dgn lantang bicara padamu “jgn takut apapun, krna aku juga mencintaimu...”

Maaf, namun aku sendiri takut, aku takut karna kita sgt berbeda, aku terlalu takut, takut menjadi jauh lebih mecintaimu.

Aku tahu kau juga merasakan ketakutan itu. Kau paham jurang perbedaan itu terbentang luas di depan kita, dan kau melihatnya. Jadi mungkin, walau kita tidak pernah membahasnya. Kau dan aku tahu, bahwa kita lebih nyaman seperti ini.

Kau menyulam asa dengan caramu sendiri. Dan aku mengumpulkan rasa dengan caraku sendiri. Saat itu, aku sedang berdiri mematung di ruang tunggu bandara dgn ponsel di telinga kanan. Kau katakan “nanti kapan-kapan kita lihat kembang api lagi ya..” aku merasakan suaramu bergetar, airmataku pun tumpah. Lalu fikiranku melayang, setidak pasti itukah akhir kisah kita ini?

Knapa malam ini aku hanya bisa terduduk, melamun dengan segelas teh menikmati hening bercampur rautmu. Karena ternyata kau masih ikhlas, tanpa beban kau katakan takut aku dimiliki org lain lagi. Aku tersenyum, iya... 3 tahun ini aku sgt lelah, seharusnya aku memang tidak perlu memilih org lain lagi dan meninggalkanmu sendiri menunggu. Walau kau tahu bagaimanapun aku akan kembali pada wangi tubuhmu lagi. Namun sayang, kita masih belum bisa memastikan, apakah kita benar-benar bisa berani menyatukan perbedaan itu..?