Saturday, July 4, 2009

Masa-Masa Tersulit...

Aku sedang berada pada satu kondisi dimana aku sangat ingin melepaskan sesuatu yang sebenarnya sudah lama sekali aku nikmati. Seperti orang yang ingin lepas dari kecanduan obat. Yang sulit sekali dilupakannya adalah rasa nikmat saat-saat dia memakainya. Namun dia tetap bersikeras ingin melanjutkan hidup dan berhenti menikmati racun itu.

Aku terjebak pada racun yang nikmat selama 3 tahun terakhir. Aku sangat kesulitan mendeskripsikannya seperti apa, maka lebih baik katakan saja racun yang nikmat. Setiap perpisahan yang terjadi, terasa begitu berat dan menyakitkan. Namun, tetap ada sudut hati yang mengatakan aku harus sesegera mungkin melakukannya.
Aku ingin berbicara pada seseorang dan mengatakan : aku ingin sekali melanjutkan hidup!

Yang bisa kulakukan hanya diam, padahal yang kurasakan sekarang seperti, diam ini lama-lama akan membunuhku. Aku tetap ingin diam, tidak ingin berbicara pada siapapun. Karena selama ini setiap perpisahan itu terjadi. Pembicaraan kesana-kemari yang menjadi bumerang pada kami. Maka aku hanya diam. Mungkin sampai mati.

Aku menangis diam-diam, tersiksa diam-diam, dan hanya berbicara pada diri sendiri diam-diam didalam kamarku. Membiarkan telingaku mendengar pembicaraan mulutku sendiri, membiarkan hatiku merasakan pedihnya sendiri, ketika mulutku bertanya, biarkan dia menjawab pertanyaannya sendiri. Dan aku sangat tersiksa karena sendiri dalam masa-masa tersulit ini.

Aku mulai merasakan dampak racun itu hari demi hari. Sendiri seperti ini, menegaskan bahwa aku sesungguhnya benar-benar kehilangan teman karena terlalu fokus mengurusi hubungan ini. Dan bahwa aku terlalu kecanduan kebersamaan dan kebahagiaan luar biasa sesaat sehingga aku merasa sakit jika sendiri seakan kehilangan pegangan. Karena menurut agamaku, tidak seharusnya aku merasa kehilangan yang mendalam selain kehilangan agama dan Tuhanku. Tidak seharusnya aku merasa kesedihan yang mendalam selain karena ditinggalkan agama dan Tuhanku.

Lalu aku selalu bertanya, bagaimana menghilangkan kecanduan ini dengan segera? Aku tidak ingin terisolasi dari dunia dan kehidupan. Aku ingin segera bangkit dan mencari pengganti. Apa aku harus merasakan sakit ini berkepanjangan sendirian. Aku ingin lepas dan merdeka!

Lewat tulisan ini, aku berbicara. Berbicara yang tidak aku lakukan pada siapapun sekarang, padahal aku ingin sekali melakukannya. Aku ingin ada yang mendengar, aku ingin punya teman bicara sekarang. Teman yang hanya diam saat aku bicara, mendengar saat aku menangis dan berbicara saat aku telah diam. Teman yaang tidak menyalahkanku atas keadaan yang terjadi, memberikan kepercayaan sepenuh hati bahwa aku tak akan kembali. Teman yang mengerti dan membantu, agar aku tidak berfikir untuk kembali dan berusaha melepaskan semua dengan ikhlas.

Aku butuh seseorang untuk berbicara apa yang ingin aku dengar, bahwa semua perpisahan baik yang diinginkan atau tidak pasti akan membawa kesedihan, maka anggaplah ini masa-masa yang normal, bukan masa-masa sulit. Tidak ada manusia yang bisa sembunyi dari kesedihan. Maka kesedihan yang tidak berlebihan adalah suatu yang wajar. Ini adalah suatu kondisi dimana setiap perempuan harus menghargainya. Kondisi dimana perempuan berani bangkit dari keterpurukannya atas laki-laki dan berani mengambil keputusannya sendiri. Dan yang harus disyukuri, perempuan berani memikul beban dan tanggung jawab yang timbul atas keputusan yang dibuatnya: sebuah perpisahaan yang rumit dan menguras emosi.

Manusia tidak pernah berhak atas manusia lain, sekalipun seorang ibu kepada anaknya. Karena setiap manusia akan mengalami perpisahan dalam hidupnya masing-masing. Jadi jagalah hati, untuk menganggap orang yang kita sayangi bukan milik kita sepenuhnya, cepat atau lambat dia akan pergi.

Masa-masa kebersamaan jangan menjadi penghalang untuk kita memutuskan sesuatu atau membuat kita ragu-ragu ingin kembali atau pergi. Kenangan indah adalah suatu efek cinta yang biasa. Semua orang yang bercinta merasakannya. Maka anggaplah itu suatu hal yang biasa pula. Simpan baik-baik di satu sisi ruang hati dan jangan berusaha membukanya lagi jika memang tidak ingin membukanya.

mTataplah pagi dengan senyum pada saat dirimu terbangun dan mendapati keadaan telah berubah dari yang sebelumnya, bahwa kau sekarang sendiri. Kesendirian bukan hal yang menakutkan, karena dia tidak kekal. Sebentar lagi, pasti Tuhan memberimu hadiah seseorang yang lebih baik dari yang telah meninggalkanmu. Maka, jangan bersedih!