Sunday, July 11, 2010

Berhenti Berjuang...

Aku menemukan ibuku duduk dimeja makan sendirian
Dengan penuh kekalutan aku berdiri mematung melihatnya menyeruput teh dari ujung gelasnya sambil membaca majalah.
Lalu aku duduk tanpa suara disamping kursinya, diam…

Mama mengintip dari balik majalahnya…
Pandangannya bertanya heran.

“aku mau cerita ma…” jawabku setelah paham pertanyaan dari mata mama.

Mama seketika meletakkan majalahnya,
Memasang tatapan hangat yang menyajikan – ada apa? Iya mama dengerin –

Aku menundukkan kepala, mencoba membenamkan air muka kekalutan.
“kapan kita harus berhenti berjuang dan mulai menerima ma? Gimana kita bisa tahu waktunya?”

Mama menghela nafas panjang… Seolah puas.
Akhirnya setelah memendam cerita dan pertanyaan cukup lama, anaknya cerita juga.

Hening sejenak… hanya kicauan burung pipit yang bertengger di ruang makan yang terdengar.

“kita tidak pernah bisa tahu kak – manusia nggak akan pernah bisa tahu kapan dia harus berhenti berjuang dan mulai menerima – yang bisa kita lakukan hanya memutuskan untuk berhenti berjuang dan mulai mencoba menerima”

Aku tercekat. Mataku tertuju tajam tak berdaya menatap mama.
Seperti ditembaki peluru yang sangat sakit mendengar kata-katanya, tapi hatiku mengiyakan.
Mama tau aku berat menerima apa yang dikatakannya.
Mama mendekatkan wajahnya ke wajahku, meneliti apa yang ada difikiranku dan menjawabnya…

“kak, kalau dicari-cari kita tidak akan pernah tahu, kalau ditunggu-tunggu dia tidak akan pernah datang, sampai kapanpun. Yang memutuskan laju hidupmu adalah dirimu sendiri. Jadi kamu harus bisa memutuskan kak, kapan kamu mau berhenti berjuang dan mulai ikhlas menerima, atau kamu akan terus berjuang sampai waktu yang bahkan gak bisa kamu baca sampai kapan.”

Kini giliranku yang menghela nafas panjang
“aku takut ma – takut salah langkah.”

“kalau kamu takut kak, berarti kamu udah kalah. Bahkan jauh sebelum perang dimulai.” Mama berhenti, membiarkanku berfikir.

Iya, aku berfikir, memandangi uap panas yang melayang dari gelas teh mama.
Tanpa satu katapun keluar dari mulutku.

Sore itu, maghrib menjelang terasa sangat lama…
Membiarkanku dan mama menghabiskan waktu menunggu dengan pembicaraan yang sangat menekan ini.

“kak, sekarang kamu udah dewasa. Dewasa berarti bertanggung jawab atas semua keputusan yang diambil. Putuskanlah secepatnya kak. Dunia gak mau menunggu manusia-manusia berfikir, dia akan terus melanjutkan putarannya. Tanpa peduli manusianya mau ikut lanjut dengan dia atau tidak. Serahkan sama Allah kak. Jangan takut salah langkah, gak ada satupun kejadian didunia ini yang luput dari pengawasanNya. Semua melalui izinNya. Jadi ikuti aja alurnya…”

Aku tersenyum lirih. Mencoba membuka fikiranku sendiri.
Membiarkan kata-kata mama masuk ke otakku untuk dicerna dan dipahami.
Mamaku memang hebat.
Ketika aku menjadi perempuan yang kuat ma, kaulah sebenarnya dasar kekuatan itu.

Aku menarik nafas untuk kesekian kalinya, kali ini lebih ringan dan lega.

“oke… aku berhenti berjuang ma, bukan untuk menyerah.”
Nafasku tertahan…
“untuk melanjutkan hidup…”

Lalu senyum mama mengembang…

7 comments:

  1. bagus banget...........


    oyh.. Lam Kenal

    ReplyDelete
  2. terima kasiiihh...
    salam kenal jg yaa..

    ReplyDelete
  3. "Berhenti berjuang untuk melanjutkan hidup??"
    Maksudnya............

    ReplyDelete
  4. "berhenti berjuang" ini mewakili posisi sesorang yg terus berjuang utk ngedapetin sesuatu yg terus gagal dia raih cheng..
    jd dy udh stuck n dihadapkan pd pilihan, mw terus brjuang? atw mw berhenti aja, n nelanjutin hidupnya yg baru...
    gt loohh cheng..

    ReplyDelete
  5. Pada akhirnya kita memang harus berani mengambil satu keputusan dan bertanggung jawab atas segala konsekuensi dari keputusan yang kita ambil. Dan tanggung jawab yang kita ambil itu lah mungkin salah satu proses pendewasaan diri yang tidak akan berhenti sampai kapanpun. Cerita Sarah bagus sekali ya!! Mengingatkan kita kalo hidup ini memang tentang perjuangan dan pilihan yang kita ambil.
    Salam kenal ya dan salam buat Cheng ;P

    ReplyDelete
  6. makasih pujiannya yg bg novri...jn srg2 dipuji ntar jd tinggi hati neh,hihi...
    kata si cheng, wa'alaikumsalam ai..eh,bg novri..hihi

    ReplyDelete