Thursday, January 14, 2010

Untuk 'nya'

Aku sangat mencintai nenekku sepenuh jiwa,jadi mungkin ini persembahan yang entah keberapa kalinya untuk dia.smoga getar sendi-sendi kerinduanku tetap dikirm angin melewati peraduannya di surga...

Seorang nenek lain mungkin dikirim tuhan utk menegurku karena setelah kuingat,lafaz dalam doaku slama ini hanya bergerak berputar tentang duniaku,hasratku dan ambisiku,tak ada kusebut nama nenekku..

But deeply in my heart, I miss u so much more than everything I want most in this world nek...coz life is all about that,sometimes make us feel comfort,but in other times,make us feel better die like u..

Jadi,sosok nenek pensiunan itu datang,duduk diantara bosku dan aku,cerita ngalor ngidul kemana-mana,tentang hidup,gurat-gurat zaman dulu sebelum dia pensiun,tentang cucunya,sampai pada saat dia mendatangi rumah Allah,Mekkah...

Dia bilang,dulu dia gak nyaman kerja disini,bank ini hampir bankrut,sempat saldo di rekening 65perak,tapi yg buat dia bertahan,saat suatu hari dia pernah duduk diruangan atasannya dan bilang:
pak,besok saya mau izin gak masuk,saya mau nikah 3hari lagi.tapi besok,saya menjadi muallaf pak.saya akan mengucap 2kalimat syahadat...

Tanpa ingin menyentuh hal-hal yg bersifat keagamaan,sorry to say no hard feeling.
aku tersentuh..dan fikiranku melayang ke raut wajah nenekku yg mengalami hal yg sama.

Tuhan tidak menegurku cukup sampai disitu.si nenek mulai menceritakan hasrat terbesarnya, memenuhi undangan Allah..

Bibirnya tiba-tiba bergetar dan airmatanya menggantung,dia bilang...

beberapa tahun stelah itu aku duduk lagi diruangan atasanku buat minta izin --pak,besok saya mau berangkat haji--
lalu dia langsung meluk aku sambil nangis,aku bingung kenapa dia yg nangis?
lantas dia bilang,saya diadzankan ayah saya dari lahir,saya islam dari lahir,tapi saya gak nyangka kamu yg pertama terpanggil diantara kita..

Lanjutnya,sejak itu,aku gak pernah meninggalkan kantor ini sampai pensiun..

Cerita nenek setua ini membuatku teringat,aku sempat sangat bersikeras nabung untuk nenekku agar dia bisa menginjakkan kakinya di tanah suci,menghirup wangi negara rasul,dan mencium megahnya ka'bah.
tapi akhirnya dia pergi sebelum tabunganku cukup...

Pernah waktu zaman sd,siang itu aku lari buru-buru dari rumahku ke rumah nenek yg gak terlalu jauh,meneguk dgn cepat susu yang stiap pagi slalu disiapkannya untukku lalu lari ke sekolah.

Nenek sempat setengah teriak bertanya "kok buru-buru? Mau kemana?"
"mau ikut lomba lariiiiii.." jawabku.
"loh kok tumben bukan badminton?"
"HADIAHNYA KECIL..!!" sambil lari buru-buru.
Lomba lari itu hadiah pertamanya 2juta,sedang badminton yg biasa kuikuti cuma 1juta.pikiran anak kecil yg gak tau apa-apa mengira kalau 2juta itu cukup utk ongkos naik haji zaman dulu.

Lalu sorenya aku pulang dengan lemas.
Keringat disana-sini,tali spatu diikat menyatu dan dijijing di bahu..
"kok lesu?"
"kalah." jawabku singkat.
"yah gak apa-apa kan?lagian gak pernah lari kok mau ikut lomba lari sih wa?" nenek melengos jalan ke dapur,aku mengikutinya sambil menarik dasternya.
Lalu aku menjawab dgn ringan "soalnya kan nek maksudnya kalo awa menang,hadiahnya buat nenek naik haji aja..."

nenekku tiba-tiba berhenti,terdiam sejenak,lalu menunduk ke arahku,membasuh keringatku dengan tangannya yg keriput sambil tesenyum berkata,
"wa,naik haji gak semurah itu sayang.."

seketika duniaku terasa mau runtuh.jadi..naik haji gak 2juta yah?dasarr...

Setelah itu yg mamaku tau,aku ini anak yg rajin menabung.stiap ditanya buat apa,pasti jawabannya beda-beda.aku gak mau smua org tau aku nabung buat nenek.maksudnya mau ngasih surprise..

Tapi yg kualami,tabungannya gak cukup-cukup,malah ongkosnya makin mahal tiap tahun..

Hingga akhirnya bertahun-tahun setelah itu,saat suatu pagi ayah pulang kerumah menjemputku.disaat yg sama dan sangat cepat aku tau nenek udah pergi ninggalin aku dan tabungan hajiku.

Rasanya tak terkatakan,sepanjang jalan fikiranku kosong,sampai airmataku tak mau juga jatuh...
urat syarafku kelu seketika.
aku gak ngerasa sedih,marah,kesal..
cuma bisa terdiam dan berfikir,apa jadinya aku kalo nenek gak ada?

Hingga aku membacakan beberapa ayat Allah disamping sosok kakunya dan tidur semalaman menemaninya baru akhirnya airmataku tumpah juga..

Semalaman mataku tak rela kulepaskan dari wajah pucatnya hingga aku menyadari,hidungku ternyata dari hidungnya,mataku seperti di implant dari matanya,bibirku mengikuti senyum bibirnya.aku memang dari darahnya..

Bayangan hari berkabung itu terbayang lagi sekarang...
Nenekku seorang muallaf juga dan dia sangat ingin sekali berkunjung ke rumah Allah itu..
Aku hanya tau dia ingin,karena itu aku brusaha..
Walau inginnya itu tak pernah diucapkan dari bibirnya...

Sampai aku sadar ketika sosok nenek pensiunan tadi pagi itu mengutarakan ceritanya yg menggebu dan hasratnya yg besar ingin melihat lebih dekat apa yg akhirnya membuat dia berubah dan mengucap dua kalimat syahadat.

Dia merasakan kemegahan itu,tapi nenekku belum sempat..

Sekarang aku hanya bisa ber-oh ternyata- sendiri.
pasti nenekku merasa apa yg dirasakan nenek itu juga..
Dan aku hanya bisa meminta maaf atas keterlambatan itu lewat ini,yg juga gak mungkin lagi bisa dibaca nenek..

Aku cuma bisa begini nek,duduk sendiri dan menulis ini,jauh dari pusaramu..

Nanti aku pulang,pasti...

Ketika urusan tentang dunia ini selesai,aku akan duduk melepas rindu disitu.
I miss u so much...