Monday, May 16, 2011

Menuju-MU

Aku bersimpuh…

Bukan karena surga sudah terjanji

Tapi karena Engkau…

Hening dalam ributku

Pelipur dalam laraku

Maha Pencipta dan Maha Penghancur.

Yang menjadikan bumi sebagai hamparan

Gunung-gunung sebagai pasak

Menjadikan manusia berpasang-pasangan

Malam bagai selimut, dan siang untuk penghidupan

Yang membangun tujuh langit yang kukuh

Dan pelita amat terang, matahari…

Ya Allah… dalam gundah, Kau ada antara nafas dan istighfar-ku

Saat syukur, Kau ada antara senyum dan sujudku

Hanya Engkau, yang kuyakin tanpa kulihat.

Semesta kelabu, menyapu cahaya…

Langit pun jadi sendu

Dan lalu aku menangkupkan tangan menundukkan kepala

Yang terbatas mengadu pada yang Maha Tiada Batas

Bahwa aku raga, yang empunya Engkau

Kaulah yang menentukan konsep hidup

Bahwa aku jiwa yang tiada daya. Engkaulah yang Maha Daya.

Kepala yang tunduk, menundukkan egoku.

Memahatkan sabarku…

Tiada bantah akulah yang lemah

Aku terus belajar, agar pantas disebut yang Engkau janjikan

Memuliakan hamba-hamba yang sabar.

Ya Mujibas saa-iliin…

Pintaku terlalu banyak tak terbendung

Ingin menginjak surgaMu

Ingin mulia di mataMu

Ingin jodoh terbaikMu

Ingin rezekiMu

Ingin rahmanMu.. ingin rahimMu

Allah…

Apa aku pantas..??

Dalam tunduk…dalam hening…

Aku ingin menyusuri jalan lurus menujuMu ya Allah…

Nanti, kembali dalam pangkuanMu

Jika pasti aku mati, biarlah itu hanya ma’rifat kepadaMu…

Apabila langit terbelah dan patuh kepada Tuhan-nya. Dan sudah semestinya langit itu patuh. Dan apabila bumi diratakan. Dan dimuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong. Dan patuh kepada Tuhan-nya, dan sudah semestinya bumi itu patuh. Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju TuhanMu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.

(Al-insyiqaq :1-6)