Saturday, April 11, 2009

Pergolakan

Aku tersadar saat hening menyambut alam berwarna pualam dengan segurat kegelisahan menyerbak dimana-mana. Aku rindu nyawaku, yang sekarang ditumbuhi duka. Suaraku hilang dalam udara. Dalam laut yang beralun-alun, kudengarkan gelombang memecah di karang. Aku bertanya dan terus bertanya.
Mengapa lagi, setiap pagi
Aku bangun dengan pengharapan, sedang di hati hilang ketetapan
Mengapa lagi, setiap pagi
Aku berharap datangnya suka, sedang di hati mendendam duka
Mengapa lagi, setiap pagi
Kupalingkan muka yang riang manis, sedang di hati mengalir tangis
Mengapa lagi, setiap pagi
Kusempat gelak, kudapat bernyanyi, sedang di hati lengang dan sunyi...

Lalu siang menerjang dengan keributan khasnya
Saat aku berjalan dengan pergolakan jiwa
Matahari mengikutiku dibelakang
Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang kedepan
Aku dan matahari tidak bertengkar
Tentang siapa diantara kami yang menciptakan bayang-bayang
Aku dan bayang-bayang tidak bertengkar
Tentang siapa diantara kami yang harus berjalan di depan
Jadi, kenapa kau dan aku selalu bertengkar, sedang hati selalu ingin berjalan beriringan?

No comments:

Post a Comment