Saturday, August 13, 2011

Kado Kedua


Ketika kabut lenyap karena turunnya hujan, itu adalah kau...

Ketika angin berbicara pada ranting : kuhembuskan daun keringmu untuk yang baru.
harapan itu... adalah kau.

ketika plasenta melindungi janin dengan gagah namun lembut... itu adalah kau.

ketika penulis menumpahkan hasrat pada gerak pena pada kertasnya
tetap itu adalah kau...


aku mencari suaramu dalam gerak angin
angin tetap sumbang...
karena hembusan yang sebenarnya harus berpadu dengan bibir dalam nafasmu
itu sebenarnya kau.

jika merindu, aku mencari bentuk parasmu dalam gugusan bintang
bintang tetap menyebar.
karena matamu harus bertemu dengan hidungmu yang sempurna dan senyum yang melebihi cerahnya bintang... maka itu baru kau.

saat kusendiri membeku dalam dingin
sekonyong-konyong kau datang
mendekapku penuh dalam dadamu
menangkupkan kepalaku dan membisikkan, cinta...
yang terdengar biasa, namun punya makna
sangat sederhana, namun sempurna...

lalu aku tak peduli yang lain
dekapmu dalam nafas penuh kasih, meruntuhkan segalanya...
segala yang negatif, benci, sakit, dan ego
seluruh magnet tubuhku bergerak mencari medan megnetnya dalam tubuh yang berbeda,
tubuhmu...

kau dan aku berpadu dalam dua nafas, dua tubuh, dua raut, dua darah
namun sedang berjalan menuju satu rumah
dimana kau dan aku tak dapat berhenti tersenyum walau satu detik

jadi jangan pernah memintaku berjanji untuk selamanya ada dalam jangkau tanganmu
aku yang memang tak bisa melepas...
genggam tanganku, aku akan menggenggam tanganmu lebih erat
aku tak akan melepaskannya sampai kau yang melepasnya lebih dulu.

Selamat ulang tahun Sayang...
I'll always standing here right beside you.

No comments:

Post a Comment