Sunday, November 28, 2010

Warung Kopi

Riuh redam suara sore ini menggigit kupingku...

warung kopi ini lengkap, menyuguhkan semua kerusuhan yang melunturkan ribut hatiku...

menari didepan mejaku kesunyian dihantarkan melalui bapak tua perokok sendirian

kerut pipinya melukiskan kehampaan amat dalam

dikananku pemuda-pemuda metropolis,

yang lebih meributkan soal otomotif hura-hura dibandingkan cinta...

keempatnya menghisap rokok

duduk disampingku langit,

yang selama ini menjadikanku tanah yang dinaungi dan dilindunginya

berpangku dagu dengan tangan kiri mencari kesenangan hidup dari hasrat booking online konser musik idamannya

tangan kanan memegang rokok, dan perlahan menghisapnya dalam-dalam

langitku sedang diam, dalam balutan kerusuhan dan riuh rendah sore di warung kopi ini

bercinta dengan rokok dan konser musiknya

aku ingin ada disitu. disitu... di dalam hisapan rokokmu...

hisaplah aku... masuk ke dalam ronggamu dan memompa jantungmu

mengalirkan darah ke seluruh sel tubuhmu

dalam sore ini... di warung kopi rusuh ini...

hisaplah aku langit biruku...

5 comments:

  1. Tulisannya Ringan tetapi penggambaran orang-orang didalamnya sangat jelas yang diwakili oleh seorang kehampaan pria tua, kehedonan pemuda metropolis dan keromantisan sepasang kekasih.

    Tetapi penggunaan kata "hisaplah aku... masuk ke dalam ronggamu dan memompa jantungmu" untuk menggambarkan suatu makna cinta yang diibaratkan seperti hisapan rokok saya rasa kurang pas, karena rokok itu adalah racun berarti dengan kata lain cinta yang diibaratkan seperti hisapan rokok pada awalnya nikmat tetapi perlahan membunuh, bukan kah ini suatu ironi...???
    *Hanya masukan bukan menyudutkan....Tks

    ReplyDelete
  2. makasih atas saran nya :)
    tapi "hisaplah aku" itu bukan diposisikan utk rokok...
    tapi penulis justru ingin menggantikan rokok yg dihisap, menjadi yg selalu dibawa kemana-mana,teman disaat susah dan senang,ya seperti rokok...tapi bukan sebagai rokok.

    ReplyDelete
  3. Ohhh kalau begitu penggambaran cinta melalui istilah yang diibratkan rokok nya menjadi tidak sempurna. seperti rokok tapi bukan sebagai rokok.

    Karena pada umumnya setiap perokok itu tau merokok itu dapat menimbulkan penyakit, tetapi hal itu tetap diabaikannya karena penyakit yang akan ditimbulkan oleh sebatang rokok dapat dengan mudah dilupakan hanya dengan sekali hisapan dari rokok tersebut...

    Anyway bukan maksud membenarkan merokok dan bukan bermaksud mendebatkan tentang rokok...tetapi kembali hanya masukan yang ada di benak...

    Tks

    ReplyDelete
  4. makasih byk ya atas masukannya...:)
    tapi ya namanya tulisan aku, suka2 aku dong...LOL

    ReplyDelete
  5. LIKE THIS ONE... ^_^

    ReplyDelete