Denting sepi bernada kosong slalu mengiringi setiap lamunan…
Seperti hanya ia yang dapat menjadi pelipur laraku
Aku benci saat kabut tipis menyelimuti langit
Aku lebih menyukai panas terik
Senantiasa menyiratkan keceriaan
Kenapa selalu menjadi pertanyaan
Dalam balada hidup, tidak pernah slalu tersenyum
Bahkan pada saat semua orang diberi kenikmatan pengampunan
Aku pernah mengetahui bahwa manusia memang ditakdirkan sendiri
Akhirnya akan terkubur sepi di dalam onggokan tanah sempit berulat
Atau kita yang slalu ditinggalkan
Pada akhirnya, semua orang yang disayang dan dicinta
Akan pergi satu-persatu meninggalkan kita
Hanya ada satu yang slalu setia menjadi sahabat dalam suka maupun duka
Tempat kita menangis dan tertawa
Tempat kita mengadu asa dan harapan
Tempat kita slalu meminta
Hanya ada satu yang slalu ada, Allah...
No comments:
Post a Comment